Tentang_Perkembangan Ilmu dalam Sejarah Filsafat Ilmu dalam Dinamika Sejarah dan Peradaban_
Perkembangan
Ilmu
dalam Sejarah Filsafat
Ilmu dalam Dinamika Sejarah dan Peradaban
Perkembangan Ilmu dalam Sejarah Filsafat dalam Dinamika dan
Peradaban terdapat 4 periode, yaitu:
Yunani kuno adalah tempat bersejarah di mana
sebuah bangsa memilki peradaban. Yunani kuno sangat identik dengan filsafat
yang merupakan induk dari ilmu pengetahuan. Padahal filsafat dalam pengertian
yang sederhana sudah berkembang jauh sebelum para filosof klasik Yunani
menekuni dan mengembangkannya. Filsafat di tangan mereka menjadi sesuatu yang
sangat berharga bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada generasi-generasi
setelahnya. Ia ibarat pembuka pintu-pintu aneka ragam disiplin ilmu yang
pengaruhnya terasa hingga sekarang. Menurut Bertrand Russel, diantara semua
sejarah, tak ada yang begitu mencengangkan atau begitu sulit diterangkan selain
lahirnya peradaban di Yunani secara mendadak. Memang banyak unsur peradaban
yang telah ada ribuan tahun di Mesir dan Mesopotamia. Namun unsur-unsur
tertentu belum utuh sampai kemudian bangsa Yunanilah yang menyempurnakannya.
Pada
zaman ini banyak bermunculan ilmuwan yang terkemuka. Di antaranya adalah:
Thales (624-545 SM), Pythagoras (580 SM–500 SM), Socrates (469 SM-399 SM),
Plato (427 SM-347 SM), Aristoteles (384 SM- 322 SM).
2.
Periode Islam.
Pada periode Islam tidak terbantahkan bahwa Islam
sesungguhnya adalah ajaran yang sangat cinta terhadap ilmu pengetahuan, hal ini
sudah terlihat dari pesan yang terkandung dalam al-Qur’an yang diwahyukan
pertama kali kepada Nabi Muhammad saw, yaitu surat al-‘Alaq dengan diawali kata
perintah iqra yang berarti (bacalah).
Selain itu, sebagian umat Islam juga menekuni logika
dan filsafat. Diantara para tokohnya yaitu: al-Kindī, al-Fārābī (w. 950 M), Ibn Sīnā atau Avicenna (w. 1037 M), al-Ghazālī (w. 1111 M)
Sebut
saja Michelet, sejarahwan terkenal, adalah orang pertama yang menggunakan
istilah renaisans. Para sejarahwan biasanya menggunakan istilah ini untuk
menunjuk berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya di Eropa, dan lebih
khusus lagi di Italia sepanjang abad ke-15 dan ke-16. Agak sulit menentukan
garis batas yang jelas antara abad pertengahan, zaman renaisans, dan zaman
modern. Sementara orang menganggap bahwa zaman modern hanyalah perluasan dari
zaman renaisans.
Renaisans
adalah periode perkembangan peradaban yang terletak di ujung atau sesudah abad
kegelapan sampai muncul abad modern. Renaisans merupakan era sejarah yang penuh
dengan kemajuan dan perubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Ciri
utama renaisans yaitu humanisme, individualisme, sekulerisme, empirisisme, dan
rasionalisme. Sains berkembang karena semangat dan hasil empirisisme, sementara
Kristen semakin ditinggalkan karena semangat humanisme.
4.
Periode
Kontemporer
Zaman
ini bermula dari abad 20 M dan masih berlangsung hingga saat ini. Zaman ini
ditandai dengan adanya teknologiteknologi canggih, dan spesialisasi ilmu-ilmu
yang semakin tajam dan mendalam. Pada zaman ini bidang fisika menempati
kedudukan paling tinggi dan banyak dibicarakan oleh para filsuf. Sebagian besar
aplikasi ilmu dan teknologi di abad 21 merupakan hasil penemuan mutakhir di
abad 20.
Pada
zaman ini, ilmuwan yang menonjol dan banyak dibicarakan adalah fisikawan.
Bidang fisika menjadi titik pusat perkembangan ilmu pada masa ini. Fisikawan
yang paling terkenal pada abad ke-20 adalah Albert Einstein. Ia lahir pada
tanggal 14 Maret 1879 dan meninggal pada tanggal 18 April 1955 (umur 76 tahun).
Alberth Einstein adalah seorang ilmuwan fisika. Dia mengemukakan teori
relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistik, dan
kosmologi.
Kesimpulan
Perkembangan ilmu sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari
rasa keingintahuan yang besar diiringi dengan usaha-usaha yang sungguh-sungguh
melalui penalaran, percobaan, penyempurnaan, dan berani mengambil resiko tinggi
sehingga menghasilkan penemuan-penemuan yang bermanfaat bagi suatu generasi dan
menjadi acuan pertimbangan bagi generasi selanjutnya untuk mengoreksi, menyempurnakan,
mengembangkan, dan menemukan penemuan selanjutnya. Faktor-faktor inilah yang
kemudian menjadi spirit dan motivasi bagi pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi.
Hal
penting yang perlu dicatat dalam hal ini adalah bahwa pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan harus diimbangi dengan pengembangan moralitas spiritual,
karena sebagaimana kita tahu bahwa Ilmu pengetahuan hakekatnya adalah bebas
nilai, tergantung bagaimana manusia mempergunakannya. Ilmu pengetahuan bisa
berdampak positif, tetapi ia juga dapat memiliki dampak negatif bagi kehidupan
manusia. Dampak positifnya adalah dapat semakin mempermudah dan memberikan
kenyamanan dalam kehidupan manusia, sementara dampak negatifnya adalah dapat
menghancurkan tatanan kehidupan manusia itu sendiri.
REFERENSI
W. Montgomery Watt, Islam dan Peradaban Dunia: Pengaruh Islam atas Eropa
Abad Pertengahan, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1997), hlm. 61.
Surajiyo, Filsafat Ilmu dan
Perkembangannya Di Indonesia: Suatu Pengantar (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
82-83.
http://sophiascientia.wordpress.com/kronologishistoris-sejarah-dan-perkembangan-ilmu-pengetahuan/
diakses pada tanggal 15 Maret 2021 pukul 16.00
George J. Mouly, Perkembangan Ilmu, dalam Ilmu dalam
Perspektif: Sebuah Kumpulan Karangan Tentang Hakekat Ilmu, Jujun S. Suriasumantri, hlm. 87.
Bertrand Russell, Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan
Kondisi Sosio-Politik dari Zaman Kuno Hingga Sekarang (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 3-4.
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&q=ILMU+DALAM+DINAMIKA+DAN+PERADABAN&btnG=Search diakses pada
tanggal 15 Maret pukul 15.00
Komentar
Posting Komentar